Friday 6 February 2009

sekilas tentang Al-Wasi'i


Sebuah tempat istimewa bernama rumah Allah bergelar masjid berdiri megah di kompleks universitas lampung. Menjadi simbol identitas para penghuni kampus ini yang mulai menemukan makna hidupnya, beribadah pada Rabbnya. Terlepas dari banyaknya perbedaan pendapat masing-masing pribadi, masjid ini hanya mengenal mereka yang mengaku hamba Allah, melebarkan daun pintunya menyambut setiap mereka yang rindu menunaikan kewajibannya, berharap Ridho dariNya. Masjid Al’wasii. Sesuai namanya....masjid ini begitu luas, terasa luas bagi tiap-tiap hati untuk bisa diterima disini. Juga bagi hati yang terseok-seok melangkah dijalan ini. Sebuah hati yang bersemayam dalam pribadi seorang aku.


Wasi’i adalah tempat terfavorit buatku dikampus ini. Ia selalu menjadi saksi atas apapun yang hadir di hatiku. Rasa bahagia, senang, sedih, haru, takut, harap, duka....dalam setiap episode hari tertumpahkan disini. Lewat sejuknya atmosfer didalamnya, lewat segarnya semilir angin yang lembut memasuki celah-celah jendelanya. Seperti ada energi baru setelah keluar darinya, mengantarku untuk tidak ragu menyambut hari, untuk tidak patah semangat menghadapi masalah.

Kau tahu, disinilah tempatnya (dari sekian banyak tempat, hal, waktu,dll) jika kita ingin mengingat akhirat. Mengingat bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara. Dan disinilah lautan jilbab itu. Sempurna, karena hijab antara ikhwan dan akhwat terjaga rapi. Sempurna, karena masjid ini selalu ramai oleh mereka yang tak pernah lelah berada di jalanNya. Kau tahu....Wajah-wajah yang meneduhkan hati bertebaran disini....menarik wajah untuk melahirkan sebuah senyuman penuh ketulusan....Dengan wajah berseri saling menyapa satu sama lain. Kenal ataupun tak kenal.

”gey, ke wasi’i yuk?” ajak dayang hari itu
”ngapain?” tanyaku kemudian, aku fikir dia ada kegiatan atau keperluan karena saat itu bukan waktu shalat.
”ga ngapa-ngapain. Kita kesana aja, ng-charg kadar iman.”

aku paham maksudnya. Ternyata bukan aku saja yang senang ke wasi’i tanpa ada keperluan. Melihat dan memperhatikan wajah-wajah teduh disini akan memberi kita semangat baru, pelajaran baru. Membantu meringankan beban kita, sebentar melupakan masalah dunia yang tak kunjung usai. Inilah ruh itu...ruh untuk terus mengingat Allah lewat sosok-sosok mereka. Lewat sosok-sosok yang selalu memikirkan akhirat tanpa melupakan arti hadirnya dunia. Masjid Al-Wasi’i menjadi cermin tentang semangat ruh para mujahid/ah Allah ditempa olehNya

No comments: