Sunday 14 December 2008

puisi pembangun jiwa

Puisi karya Rabi’ah al-Adawiyah ini.Subhanallah sekali loh.. bisa jadi pembakar semangat n keyakinan akan janji Allah untuk hamba2Nya…(Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, dan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik). Kalo novelnya kang abik disebut novel pembangun jiwa, nah puisi ini bolehlah disebut puisi pembangun jiwa (hehehe….se tew benget)
cinta yang indah, pacaran yang indah akan membuat seluruh alam bertasbih n mendoakan kita.. cinta dalam pacaran yang terjalin setelah pernikahan.. setelah diikat secara halal oleh Allah SWT… intinya serahkan segalanya pada Allah karena hanya Dia yang tau yang terbaik buat kita....Let’s to pray and wish Allah gives the best for us..

untuk sekarang.......supaya ga zina hati, yuk ah.. jaga hati kita..


Ya Allah … Jagalah mujahidku untukku… dan begitu pula aku… Jagalah aku untuknya… Dan apabila kau telah mempertemukan kami.. jadikan cinta itu tumbuh karena cintaMu, pancaran cahayanya berasal dari pancaran cahaya cintaMu....amin ya Robbal ’alamiin
Wallahu’alam bisshawab…


Menanti Sang Revolusioner

Oleh: Rabia’ah Al-Adawiyah
November 2002

Mujahidku, apa kabar?
Semoga saat ini engkau baik-baik saja
Penatku, penatmu saat ini semoga tetap di jalan-Nya
Semoga mendung ini kau nikmati juga
Supaya kau merasa sejuk setelah seharian bercampur debu

Mujahidku…
Aku rindu dalam rindu-rindu tentang takdir kita
Semoga saat ini Penghulu kita menjagamu,
Melindungimu di jalanan yang terik atau di lautan yang berdebur…
atau… bahkan di musim yang berbeda?
Aku tak pernah tahu
Namun, tahukah kau? Aku selalu yakin akan skenario-Nya

Mujahidku…
Semoga saat ini Dia menjaga hatimu, mata, pendengaran
Jiwamu, semuamu…. (ehmmm!) untukku!
Pun aku, semoga Dia membantuku untuk menjaga kehormatanku, jiwaku… jasadku, semuaku… untukmu! Karena-Nya semata.

Mujahidku… tahukah kau?
Saat ini aku berdoa untuk keselamatanmu
Semoga saat ini engkau masih teguh dijalan yang Ia bentangkan untukmu

Mujahidku…
Saat penat-penat pikir dan jasad begitu menggila
Saat kumparan-kumparan dakwah ini mengajak kita berputar bersamanya…
Sungguh, aku hanya berharap DIA ridha atas apa yang aku dan engkau lakukan (meskipun kau entah dimana)

Mujahidku, entah kau di mana…
Aku tak hendak melukis jasadmu,
Aku tak hendak mereka-reka, menebak-nebak tentangmu!
Sebab mujahidku… tahukah kau?
Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang, sebelum telinga ini mendengar
Sebelum hal-hal fisik merusak semua ketulusanku atas siapapun kau!
Dan aku… ingin menjaganya tetap begitu: SEDERHANA
Ah, Mujahidku… semoga kaulantunkan doa yang sama pada Pemilik kita
Sebab takdirku dan takdirmu ada di genggaman-Nya
Dan kita? Tak pernah tahu

Mujahidku…
Dalam sujud-sujud panjangku, aku merayu-Nya,
Menyelipkan doa semoga aku pantas mendampingimu
Entah… siapa kau, dimana saat ini adamu… namun…
Ada hormat, ada rindu, kepercayaan,
Yang memberiku selaksa energi tulus

Mujahidku, sungguh aku hanya ingin menjaga diriku, jiwaku
Mempersiapkannya… menempanya
Agar jika suatu saat DIA berkehendak, dan membuat skenario tentang kita,
Aku telah siap mendampingimu
Dan kita akan tapaki jalan dakwah yang kita pilih dan kita cintai
Hingga hanya Allah muara akhir semua cita

14 Ramadhan 1423
Untuk seseorang yang dijanjikan Allah, disaat yang hanya Allah mengetahuinya.

No comments: